- Mengetahui cara membuat alat pengeringan ikan asin otomatis dengan menggunakan mikrokontroler Arduino UNO dan Arduino NANO.
- Agar dapat mengimplementasikan komunikasi UART pada alat pengeringan ikan asin otomatis.
- Mengetahui dan memahami prinsip kerja dari sensor dan komponen yang digunakan pada rangkaian.
- Agar memahami konsep rancangan desain pengeringan ikan asin otomatis secara sederhana dengan prototype.
1. LDR
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan salah satu komponen resistor yang nilai resistansinya akan berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang mengenai sensor ini. LDR juga dapat digunakan sebagai sensor cahaya. Perlu diketahui bahwa nilai resistansi dari sensor ini sangat bergantung pada intensitas cahaya. Semakin banyak cahaya yang mengenainya, maka akan semakin menurun nilai resistansinya. Sebaliknya jika semakin sedikit cahaya yang mengenai sensor (gelap), maka nilai hambatannya akan menjadi semakin besar sehingga arus listrik yang mengalir akan terhambat.Spesifikasi LM35 :
- Dikalibrasi Langsung dalam Celcius (Celcius)
- Faktor Skala Linear + 10-mV / ° C
- 0,5 ° C Pastikan Akurasi (pada 25 ° C)
- Dinilai untuk Rentang Penuh −55 ° C hingga 150 ° C
- Cocok untuk Aplikasi Jarak Jauh
- Biaya Rendah Karena Pemangkasan Tingkat Wafer
- Beroperasi Dari 4 V hingga 30 V
- Pembuangan Arus Kurang dari 60-μA
- Pemanasan Mandiri Rendah, 0,08 ° C di Udara Diam
- Hanya Non-Linearitas ± ¼ ° C Tipikal
- Output Impedansi Rendah, 0,1 Ω untuk Beban 1-mA
Berikut ini adalah spesifikasi yang dimiliki oleh Arduino Nano:
· Chip Mikrokontroller menggunakan ATmega328p atau Atmega168.
· Tegangan operasi sebesar 5volt.
· Tegangan input (yang disarankan) sebesar 7volt – 12 volt.
· Terdapat pin digital I/O 14 buah dan 6 diantaranya sebagai output PWM.
· 8 Pin Input Analog
· 40 Ma Arus DC per pin I/O
· Flash Memory16KB (Atmega168) atau 32KB (Atmega328) 2KB digunakan oleh Bootloader.
· 1 KbyteSRAM (Atmega168) atau 2 Kbyte 32KB (Atmega328).
· 512 Byte EEPROM (Atmega168) atau 1 Kbyte (Atmega328).
· 16MHz Clock Speed.
· Ukuran 1.85cm x 4.3cm.
Spesifikasi :
Resistance (Ohms) : 220 V
Power (Watts) : 0,25 W, ¼ W
Tolerance : ± 5%
Packaging : Bulk
Composition : Carbon Film
Temperature Coefficient : 350ppm/°C
Lead Free Status : Lead Free
RoHS Status : RoHs Complient
Pada dasarnya bagian-bagian penting dalam Komponen Potensiometer adalah:
· Penyapu atau disebut juga dengan Wiper
· Element Resistif
· Terminal
Resistansi = 10 K Ohm
Toleransi resistensi = ± 5%
Suhu kerja = -55 ° _-+ 125 °
Rotasi Life = 10,000,000 Shaft
Mekanik Perjalanan = 360 ° + 10 °-0 °
· Lapisan Terpolarisasi 1 (Polarizing Film 1)
· Elektroda Positif (Positive Electrode)
· Lapisan Kristal Cair (Liquid Cristal Layer)
· Elektroda Negatif (Negative Electrode)
· Lapisan Terpolarisasi 2 (Polarizing film 2)
· Backlight atau Cermin (Backlight or Mirror)
Dibawah ini adalah gambar struktur dasar sebuah LCD:
Sensor hujan adalah jenis sensor yang berfungsi untuk mendeteksi terjadinya hujan atau tidak, yang dapat difungsikan dalam segala macam aplikasi dalam kehidupan sehari – hari. Dipasaran sensor ini dijual dalam bentuk module sehingga hanya perlu menyediakan kabel jumper untuk dihubungkan ke mikrokontroler atau Arduino.
Konfigurasi pin sensor hujan:
· VCC = Dihubungkan pada tegangan suplai 5V
· GND = Dihubungkan pada ground
· D0 = Merupakan pin digital untuk mendapatkan output digital
· A0 = Merupakan pin analog untuk mendapatkan output analog
Prinsip kerja dari module sensor ini yaitu pada saat ada air hujan turun dan mengenai panel sensor maka akan terjadi proses elektrolisasi oleh air hujan. Dan karena air hujan termasuk dalam golongan cairan elektrolit yang dimana cairan tersebut akan menghantarkan arus listrik.
Pada sensor hujan ini terdapat ic komparator yang dimana output dari sensor ini dapat berupa logika high dan low (on atau off). Serta pada modul sensor ini terdapat output yang berupa tegangan pula. Sehingga dapat dikoneksikan ke pin khusus Arduino yaitu Analog Digital Converter. Dengan singkat kata, sensor ini dapat digunakan untuk memantau kondisi ada tidaknya hujan di lingkungan luar yang dimana output dari sensor ini dapat berupa sinyal analog maupun sinyal digital.
Spesifikasi sensor hujan :
· Sensor ini bermaterial dari FR-04 dengan dimensi 5cm x 4cm berlapis nikel dan dengan kualitas tinggi pada kedua sisinya
· Pada lapisan module mempunyai sifat anti oksidasi sehingga tahan terhadap korosi
· Tegangan kerja masukan sensor 3.3V – 5V
· Menggunakan IC comparator LM393 yang stabil
· Output dari modul comparator dengan kualitas sinyal bagus lebih dari 15mA
· Dilengkapi lubang baut untuk instalasi dengan modul lainnya
· Terdapat potensiometer yang berfungsi untuk mengatur sensitifitas sensor
· Terdapat 2 Output yaitu digital (0 dan 1) dan analog (tegangan)
· Dimensi PCB yaitu 3.2 cm x 1.4 cm
Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5ºC pada suhu 25ºC.
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa sensor suhu IC LM35 pada dasarnya memiliki 3 pin yang berfungsi sebagai sumber supply tegangan DC +5 volt, sebagai pin output hasil penginderaan dalam bentuk perubahan tegangan DC pada Vout dan pin untuk Ground.
Karakteristik Sensor suhu IC LM35 adalah :
· Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
· Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC.
· Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
· Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
· Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
· Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara diam.
· Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
· Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
· Tegangan output sensor suhu IC LM35 dapat diformulasikan sebagai berikut :
Vout LM35 = Temperature º x 10 mV
Grafik respon
8. Arduino Uno
1. POWER USB
Digunakan untuk menghubungkan Papan Arduino dengan komputer lewat koneksi USB.
2. POWER JACK
Supply atau sumber listrik untuk Arduino dengan tipe Jack. Input DC 5 - 12 V.
3. Crystal Oscillator
Kristal ini digunakan sebagai layaknya detak jantung pada Arduino. Jumlah cetak menunjukkan 16000 atau 16000 kHz, atau 16 MHz.
4. Reset
Digunakan untuk mengulang program Arduino dari awal atau Reset.
5. Digital Pins I / O
Papan Arduino UNO memiliki 14 Digital Pin. Berfungsi untuk memberikan nilai logika ( 0atau 1 ). Pin berlabel " ~ " adalah pin-pin PWM ( Pulse Width Modulation ) yang dapat digunakan untuk menghasilkan PWM.
6. Analog Pins
Papan Arduino UNO memiliki 6 pin analog A0 sampai A5. Digunakan untuk membaca sinyal atau sensor analog seperti sensor jarak, suhu dsb, dan mengubahnya menjadi nilai digital.
7. LED Power Indicator
Lampu ini akan menyala dan menandakan Papan Arduino mendapatkan supply listrik dengan baik.
B. BAGIAN-BAGIAN PENDUKUNG
1. RAM
RAM (Random Access Memory) adalah tempat penyimpanan sementara pada komputer yang isinya dapat diakses dalam waktu yang tetap, tidak memperdulikan letak data tersebut dalam memori atau acak. Secara umum ada 2 jenis RAM yaitu SRAM (Static Random Acces Memory) dan DRAM (Dynamic Random Acces Memory).
2. ROM
ROM (Read-only Memory) adalah perangkat keras pada computer yang dapat menyimpan data secara permanen tanpa harus memperhatikan adanya sumber listrik. ROM terdiri dariMask ROM, PROM, EPROM, EEPROM
Berikut ini adalah spesifikasi yang dimiliki oleh Arduino Nano:
· Chip Mikrokontroller menggunakan ATmega328p atau Atmega168.
· Tegangan operasi sebesar 5volt.
· Tegangan input (yang disarankan) sebesar 7volt – 12 volt.
· Terdapat pin digital I/O 14 buah dan 6 diantaranya sebagai output PWM.
· 8 Pin Input Analog
· 40 Ma Arus DC per pin I/O
· Flash Memory16KB (Atmega168) atau 32KB (Atmega328) 2KB digunakan oleh Bootloader.
· 1 KbyteSRAM (Atmega168) atau 2 Kbyte 32KB (Atmega328).
· 512 Byte EEPROM (Atmega168) atau 1 Kbyte (Atmega328).
· 16MHz Clock Speed.
· Ukuran 1.85cm x 4.3cm.
Konfigurasi pin Arduino Nano.Arduino Nano memiliki 30 Pin. Berikut Konfigurasi pin Arduino Nano.
· VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya digital.
· GND merupakan pin ground untuk catu daya digital
· AREF merupakan Referensi tegangan untuk input analog. Digunakan dengan fungsi analogReference().
· RESET merupakan Jalur LOW ini digunakan untuk me-reset (menghidupkan ulang) mikrokontroler. Biasanya digunakan untuk menambahkan tombol reset pada shield yang menghalangi papan utama Arduino
· Serial RX (0) merupakan pin sebagai penerima TTL data serial.
· Serial TX (1) merupakan pin sebagai pengirim TT data serial.
· External Interrupt (Interupsi Eksternal) merupakan pin yang dapat dikonfigurasi untuk memicu sebuah interupsi pada nilai yang rendah, meningkat atau menurun, atau perubahan nilai.
· Output PWM 8 Bit merupakan pin yang berfungsi untuk data analogWrite().
· SPI merupakan pin yang berfungsi sebagai pendukung komunikasi.
· LED merupakan pin yang berfungsi sebagai pin yag diset bernilai HIGH, maka LED akan menyala, ketika pin diset bernilai LOW maka LED padam. LED Tersedia secara built-in pada papan Arduino Nano.
· Input Analog (A0-A7) merupakan pin yang berfungsi sebagi pin yang dapat diukur/diatur dari mulai Ground sampai dengan 5 Volt, juga memungkinkan untuk mengubah titik jangkauan tertinggi atau terendah mereka menggunakan fungsi analogReference().
Rumus dari Rangkaian Seri Resistor adalah :
Rtotal = R1 + R2 + R3 + ….. + Rn
Rumus dari Rangkaian Seri Resistor adalah :
1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn
Berikut adalah macam-macam resistor dan simbolnya
nilai Resistor yang berbentuk Axial adalah diwakili oleh Warna-warna yang terdapat di tubuh (body) Resistor itu sendiri dalam bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang.
Gelang warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lainnya sebagai tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga merupakan nilai toleransi pada nilai Resistor yang bersangkutan.
Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di tubuh Resistor:
Tabel Kode Warna Resistor Perhitungan untuk Resistor dengan 4 Gelang warna :
Pada dasarnya bagian-bagian penting dalam Komponen Potensiometer adalah:
· Penyapu atau disebut juga dengan Wiper
· Element Resistif
· Terminal
Berdasarkan bentuknya, Potensiometer dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
· Potensiometer Slider, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas sesuai dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk menggeser wiper-nya.
· Potensiometer Rotary, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang melingkar. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut. Oleh karena itu, Potensiometer Rotary sering disebut juga dengan Thumbwheel Potentiometer.
· Potensiometer Trimmer, yaitu Potensiometer yang bentuknya kecil dan harus menggunakan alat khusus seperti Obeng (screwdriver) untuk memutarnya. Potensiometer Trimmer ini biasanya dipasangkan di PCB dan jarang dilakukan pengaturannya.
Sebuah Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen resistif yang membentuk jalur (track) dengan terminal di kedua ujungnya. Sedangkan terminal lainnya (biasanya berada di tengah) adalah Penyapu (Wiper) yang dipergunakan untuk menentukan pergerakan pada jalur elemen resistif (Resistive). Pergerakan Penyapu (Wiper) pada Jalur Elemen Resistif inilah yang mengatur naik-turunnya Nilai Resistansi sebuah Potensiometer.
Elemen Resistif pada Potensiometer umumnya terbuat dari bahan campuran Metal (logam) dan Keramik ataupun Bahan Karbon (Carbon). Berdasarkan Track (jalur) elemen resistif-nya, Potensiometer dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu Potensiometer Linear (Linear Potentiometer) dan Potensiometer Logaritmik (Logarithmic Potentiometer).Dengan kemampuan yang dapat mengubah resistansi atau hambatan, Potensiometer sering digunakan dalam rangkaian atau peralatan Elektronika dengan fungsi-fungsi sebagai berikut:
· Sebagai pengatur Volume pada berbagai peralatan Audio/Video seperti Amplifier, Tape Mobil, DVD Player.
· Sebagai Pengatur Tegangan pada Rangkaian Power Supply
· Sebagai Pembagi Tegangan
· Aplikasi Switch TRIAC
· Digunakan sebagai Joystick pada Tranduser
· Sebagai Pengendali Level Sinyal
Prinsip kerja motor servo:
Motor servo dikendalikan dengan memberikan sinyal modulasi lebar pulsa (Pulse Wide Modulation / PWM) melalui kabel kontrol. Lebar pulsa sinyal kontrol yang diberikan akan menentukan posisi sudut putaran dari poros motor servo. Sebagai contoh, lebar pulsa dengan waktu 1,5 ms (mili detik) akan memutar poros motor servo ke posisi sudut 90⁰. Bila pulsa lebih pendek dari 1,5 ms maka akan berputar ke arah posisi 0⁰ atau ke kiri (berlawanan dengan arah jarum jam), sedangkan bila pulsa yang diberikan lebih lama dari 1,5 ms maka poros motor servo akan berputar ke arah posisi 180⁰ atau ke kanan (searah jarum jam). Lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini.
Teknologi Display LCD ini memungkinkan produk-produk elektronik dibuat menjadi jauh lebih tipis jika dibanding dengan teknologi Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube atau CRT). Jika dibandingkan dengan teknologi CRT, LCD juga jauh lebih hemat dalam mengkonsumsi daya karena LCD bekerja berdasarkan prinsip pemblokiran cahaya sedangkan CRT berdasarkan prinsip pemancaran cahaya. Namun LCD membutuhkan lampu backlight (cahaya latar belakang) sebagai cahaya pendukung karena LCD sendiri tidak memancarkan cahaya. Beberapa jenis backlight yang umum digunakan untuk LCD diantaranya adalah backlight CCFL (Cold cathode fluorescent lamps) dan backlight LED (Light-emitting diodes).
LCD atau Liquid Crystal Display pada dasarnya terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian Backlight (Lampu Latar Belakang) dan bagian Liquid Crystal (Kristal Cair). Seperti yang disebutkan sebelumnya, LCD tidak memancarkan pencahayaan apapun, LCD hanya merefleksikan dan mentransmisikan cahaya yang melewatinya. Oleh karena itu, LCD memerlukan Backlight atau Cahaya latar belakang untuk sumber cahayanya. Cahaya Backlight tersebut pada umumnya adalah berwarna putih. Sedangkan Kristal Cair (Liquid Crystal) sendiri adalah cairan organik yang berada diantara dua lembar kaca yang memiliki permukaan transparan yang konduktif.
· Lapisan Terpolarisasi 1 (Polarizing Film 1)
· Elektroda Positif (Positive Electrode)
· Lapisan Kristal Cair (Liquid Cristal Layer)
· Elektroda Negatif (Negative Electrode)
· Lapisan Terpolarisasi 2 (Polarizing film 2)
· Backlight atau Cermin (Backlight or Mirror)
Dibawah ini adalah gambar struktur dasar sebuah LCD:
Backlight LCD yang berwarna putih akan memberikan pencahayaan pada Kristal Cair atau Liquid Crystal. Kristal cair tersebut akan menyaring backlight yang diterimanya dan merefleksikannya sesuai dengan sudut yang diinginkan sehingga menghasilkan warna yang dibutuhkan. Sudut Kristal Cair akan berubah apabila diberikan tegangan dengan nilai tertentu. Karena dengan perubahan sudut dan penyaringan cahaya backlight pada kristal cair tersebut, cahaya backlight yang sebelumnya adalah berwarna putih dapat berubah menjadi berbagai warna.
Jika ingin menghasilkan warna putih, maka kristal cair akan dibuka selebar-lebarnya sehingga cahaya backlight yang berwarna putih dapat ditampilkan sepenuhnya. Sebaliknya, apabila ingin menampilkan warna hitam, maka kristal cair harus ditutup serapat-rapatnya sehingga tidak adalah cahaya backlight yang dapat menembus. Dan apabila menginginkan warna lainnya, maka diperlukan pengaturan sudut refleksi kristal cair yang bersangkutan.
Baterai Primer atau Baterai sekali pakai ini merupakan baterai yang paling sering ditemukan di pasaran, hampir semua toko dan supermarket menjualnya. Hal ini dikarenakan penggunaannya yang luas dengan harga yang lebih terjangkau. Baterai jenis ini pada umumnya memberikan tegangan 1,5 Volt dan terdiri dari berbagai jenis ukuran seperti AAA (sangat kecil), AA (kecil) dan C (medium) dan D (besar). Disamping itu, terdapat juga Baterai Primer (sekali pakai) yang berbentuk kotak dengan tegangan 6 Volt ataupun 9 Volt.
Setelah itu masih ada angka 1,5, 10, 15, maupun 20. Perpaduan antara huruf dan juga angka tersebut merupakan sebuah koordinat. Misalnya, A1, B1, sampai dengan E1 saling terkoneksi berdasarkan pola koneksinya (Bisa dilihat pada gambar berwarna biru). Sementara untuk A2 sampai dengan E2, A3 sampai dengan E3, F1 sampai dengan J1, dan seterusnya. Dengan memahami pola tersebut, maka kita nanti bisa membuat sebuah prototipe sehingga kita tidak bingung ketika harus menempatkan komponen-komponen elektronik tersebut sesuai dengan tempatnya masing-masing.
//MASTER #include <LiquidCrystal.h> LiquidCrystal lcd(2, 3, 4, 5, 6, 7); #define LM35 A1 int ldrPin = A0; int threshold = 600; int rainPin = 8; int nilaiSuhu; void setup(){ pinMode(A0, INPUT); pinMode(A1, INPUT); pinMode(8, INPUT); Serial.begin(9600); //Set baud rate 9600 lcd.begin(16, 2); } void loop() { nilaiSuhu = ((5 * analogRead(LM35) * 100.00) / 1024); lcd.clear(); lcd.setCursor(0, 0); lcd.print("Kondisi Cuaca"); delay(100); int ldrValue = analogRead(ldrPin); int rainValue; rainValue = digitalRead(rainPin); if (((ldrValue > threshold)xor(rainValue==0))and(nilaiSuhu > 32))// Cuaca Cerah Panas { lcd.clear(); lcd.setCursor(0, 0); lcd.print("Kondisi Cuaca"); lcd.setCursor(0, 1); lcd.print("Cerah Panas"); Serial.print("1"); } else if(((ldrValue > threshold)xor(rainValue==1))and(nilaiSuhu > 32)) // Cuaca Hujan Panas { lcd.clear(); lcd.setCursor(0, 0); lcd.print("Kondisi Cuaca"); lcd.setCursor(0, 1); lcd.print("Hujan Panas"); Serial.print("2"); } else // Malam, Buruk { lcd.clear(); lcd.setCursor(0, 0); lcd.print("Kondisi Cuaca"); lcd.setCursor(0, 1); lcd.print("Malam/Buruk"); Serial.print("6"); } delay(100); } |
//SLAVE #include <Servo.h> Servo myservo;
void setup() //Semua kode dalam fungsi ini dieksekusi sekali { myservo.attach(9); Serial.begin(9600); //Set baud rate 9600
}
void loop() //Semua program dalam fungsi ini dieksekusi berulang { if(Serial.available()>0) { int data = Serial.read(); if(data=='1') //Jika data yang dikirimkan berlogika { myservo.write(180); }
else if(data=='2') //Jika data yang dikirimkan berlogika { myservo.write(0); } else { myservo.write(0); } } } |
MASTER
- HARDWARE
- VIDEO
Prinsip kerja rangkaian yaitu saat LDR mendeteksi penyerapan cahaya >600, sensor hujan tidak mendeteksi hujan, dan LM35 mendeteksi suhu > 32°C, maka LCD akan mendeteksi pembacaan kondisi cuaca yaitu “Cerah Panas” dan data serial yang dikirim oleh master yaitu data “1” terhadap slave, maka slave akan mengontrol output motor servo untuk berputar 180° yang berarti atap penjemuran terbuka.
Lalu saat LDR mendeteksi penyerapan cahaya >600, sensor hujan mendeteksi hujan, dan LM35 mendeteksi suhu > 32°C, maka LCD akan mendeteksi pembacaan kondisi cuaca yaitu “Hujan Panas” dan data serial yang dikirim oleh master yaitu data “2” terhadap slave, maka slave akan mengontrol output motor servo untuk berputar 0° yang berarti atap penjemuran tertutup.Selain dari kondisi diatas, maka LCD akan mendeteksi pembacaan kondisi cuaca yaitu “Malam / Buruk” dan data serial yang dikirim oleh master yaitu data “6” terhadap slave, maka slave akan mengontrol output motor servo untuk berputar 0° yang berarti atap penjemuran tertutup.
Download Video Simulasi KLIK DISINI
Download Datasheet Resistor KLIK DISINI
Download Datasheet Battery KLIK DISINI
Download Datasheet Motor Servo KLIK DISINI
Download Datasheet LCD KLIK DISINI
Download Datasheet Rain Sensor KLIK DISINI
Download Data Sheet LM358 Klik Disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar